بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Alif Lām Mīm
1. Alif Lām Mīm
Żālikal-kitābu lā raiba fīh(i), hudal lil-muttaqīn(a).
2. Kitab (Alquran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,
Al-lażīna yu'minūna bil-gaibi wa yuqīmūnaṣ-ṣalāta wa mimmā razaqnāhum yunfiqūn(a).
3. (yaitu) orang-orang yang beriman pada yang gaib, menegakkan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka,
Wal-lażīna yu'minūna bimā unzila ilaika wa mā unzila min qablik(a), wabil-ākhirati hum yūqinūn(a).
4. dan mereka yang beriman pada (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadamu (Nabi Muhammad) dan (kitab-kitab suci) yang telah diturunkan sebelum engkau dan mereka yakin akan adanya akhirat.
Ulā'ika ‘alā hudam mir rabbihim wa ulā'ika humul-mufliḥūn(a).
5. Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.
Innal-lażīna kafarū sawā'un ‘alaihim a'anżartahum am lam tunżirhum lā yu'minūn(a).
6. Sesungguhnya orang-orang yang kufur itu sama saja bagi mereka, apakah engkau (Nabi Muhammad) beri peringatan atau tidak engkau beri peringatan, mereka tidak akan beriman.
Khatamallāhu ‘alā qulūbihim wa ‘alā sam‘ihim wa ‘alā abṣārihim gisyāwatuw wa lahum ‘ażābun ‘aẓīm(un).
7. Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka. Pada penglihatan mereka ada penutup, dan bagi mereka azab yang sangat berat.
Wa minan-nāsi may yaqūlu āmannā billāhi wa bil-yaumil-ākhiri wa mā hum bimu'minīn(a).
8. Di antara manusia ada yang berkata, “Kami beriman kepada Allah dan hari Akhir,” padahal sesungguhnya mereka itu bukanlah orang-orang mukmin.
Yukhādi‘ūnallāha wal-lażīna āmanū wa mā yakhda‘ūna illā anfusahum wa mā yasy‘urūn(a).
9. Mereka menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanyalah menipu diri sendiri tanpa mereka sadari.
Fī qulūbihim maraḍun fa zādahumullāhu maraḍā(n), wa lahum ‘ażābun alīmum bimā kānū yakżibūn(a).
10. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya dan mereka mendapat azab yang sangat pedih karena mereka selalu berdusta.
Wa iżā qīla lahum lā tufsidū fil-arḍ(i), qālū innamā naḥnu muṣliḥūn(a).
11. Apabila dikatakan kepada mereka, “Janganlah berbuat kerusakan di bumi,” mereka menjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah orang-orang yang melakukan perbaikan.”
Alā innahum humul-mufsidūna wa lākil lā yasy‘urūn(a).
12. Ingatlah, sesungguhnya merekalah yang berbuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadari.
Wa iżā qīla lahum āminū kamā āmanan nāsu qālū anu'minu kamā āmanas-sufahā'(u), alā innahum humus-sufahā'u wa lākil lā ya‘lamūn(a).
13. Apabila dikatakan kepada mereka, “Berimanlah kamu sebagaimana orang lain telah beriman,” mereka menjawab, “Apakah kami akan beriman seperti orang-orang yang picik akalnya itu beriman?” Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang picik akalnya, tetapi mereka tidak tahu.
Wa iżā laqul-lażīna āmanū qālū āmannā, wa iżā khalau ilā syayāṭīnihim qālū innā ma‘akum, innamā naḥnu mustahzi'ūn(a).
14. Apabila mereka berjumpa dengan orang yang beriman, mereka berkata, “Kami telah beriman.” Akan tetapi apabila mereka menyendiri dengan setan-setan (para pemimpin) mereka, mereka berkata, “Sesungguhnya kami bersama kamu, kami hanya pengolok-olok.”
Allāhu yastahzi'u bihim wa yamudduhum fī ṭugyānihim ya‘mahūn(a).
15. Allah akan memperolok-olokkan dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan.
Ulā'ikal-lażīnasytarawuḍ-ḍalālata bil-hudā, famā rabiḥat tijāratuhum wa mā kānū muhtadīn(a).
16. Mereka itulah orang-orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk. Maka, tidaklah beruntung perniagaan-nya dan mereka bukanlah orang-orang yang mendapatkan petunjuk.
Maṡaluhum kamaṡalil-lażistauqada nārā(n), falammā aḍā'at mā ḥaulahūū żahaballāhu binūrihim wa tarakahum fī ẓulumātil lā yubṣirūn(a).
17. Perumpamaan mereka seperti orang yang menyalakan api. Setelah (api itu) menerangi sekelilingnya, Allah melenyapkan cahaya (yang menyinari) mereka dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat.
Ṣummum bukmun ‘umyun fahum lā yarji‘ūn(a).
18. (Mereka) tuli, bisu, lagi buta, sehingga mereka tidak dapat kembali.
Au kaṣayyibim minas-samā'i fīhi ẓulumātuw wa ra‘duw wa barq(un), yaj‘alūna aṣābi‘ahum fī āżānihim minaṣ-ṣawā‘iqi ḥażaral-maut(i), wallāhu muḥīṭum bil- kāfirīn(a).
19. Atau, seperti (orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit yang disertai berbagai kegelapan, petir, dan kilat. Mereka menyumbat telinga dengan jari-jarinya (untuk menghindari) suara petir itu karena takut mati. Allah meliputi orang-orang yang kafir.
Yakādul-barqu yakhṭafu abṣārahum, kullamā aḍā'a lahum masyau fīh(i), wa iżā aẓlama ‘alaihim qāmū, wa lau syā'allāhu lażahaba bisam‘ihim wa abṣārihim, innallāha ‘alā kulli syai'in qadīr(un).
20. Hampir saja kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali (kilat itu) menyinari, mereka berjalan di bawah (sinar) itu. Apabila gelap menerpa mereka, mereka berdiri (tidak bergerak). Sekiranya Allah menghendaki, niscaya Dia menghilangkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Yā ayyuhan-nāsu‘budū rabbakumul-lażī khalaqakum wal-lażīna min qablikum la‘allakum tattaqūn(a).
21. Wahai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu agar kamu bertakwa.
Allażī ja‘ala lakumul-arḍa firāsyaw was-samā'a binā'ā(n), wa anzala minas-samā'i mā'an fa akhraja bihī minaṡ-ṡamarāti rizqal lakum, falā taj‘alū lillāhi andādaw wa antum ta‘lamūn(a).
22. (Dialah) yang menjadikan bagimu bumi (sebagai) hamparan dan langit sebagai atap, dan Dialah yang menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan (hujan) itu buah-buahan sebagai rezeki untuk kamu. Oleh karena itu, janganlah kamu mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah, padahal kamu mengetahui.
Wa in kuntum fī raibim mimmā nazzalnā ‘alā ‘abdinā fa'tū bisūratim mim miṡlih(ī), wad‘ū syuhadā'akum min dūnillāhi in kuntum ṣādiqīn(a).
23. Jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang apa (Al-Qur’an) yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Nabi Muhammad), buatlah satu surah yang semisal dengannya dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.
Fa'illam taf‘alū wa lan taf‘alū fattaqun-nāral-latī waqūduhan-nāsu wal-ḥijārah(tu), u‘iddat lil-kāfirīn(a).
24. Jika kamu tidak (mampu) membuat(-nya) dan (pasti) kamu tidak akan (mampu) membuat(-nya), takutlah pada api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu yang disediakan bagi orang-orang kafir.
Wa basysyiril-lażīna āmanū wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāti anna lahum jannātin tajrī min taḥtihal- anhār(u), kullamā ruziqū minhā min ṡamaratir rizqā(n), qālū hāżal-lażī ruziqnā min qablu wa utū bihī mutasyābihā(n), wa lahum fīhā azwājum muṭahharatuw wa hum fīhā khālidūn(a).
25. Sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh bahwa untuk mereka (disediakan) surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Setiap kali diberi rezeki buah-buahan darinya, mereka berkata, “Inilah rezeki yang diberikan kepada kami sebelumnya.” Mereka telah diberi (buah-buahan) yang serupa dan di sana mereka (memperoleh) pasangan-pasangan yang disucikan. Mereka kekal di dalamnya.
Innallāha lā yastaḥyī ay yaḍriba maṡalam mā ba‘ūḍatan famā fauqahā, fa'ammal- lażīna āmanū faya‘lamūna annahul-ḥaqqu mir rabbihim, wa ammal-lażīna kafarū fayaqūlūna māżā arādallāhu bihāżā maṡalā(n), yuḍillu bihī kaṡīraw wa yahdī bihī kaṡīrā(n), wa mā yuḍillu bihī illal-fāsiqīn(a).
26. Sesungguhnya Allah tidak segan membuat perumpamaan seekor nyamuk atau yang lebih kecil daripada itu. Adapun orang-orang yang beriman mengetahui bahwa itu kebenaran dari Tuhannya. Akan tetapi, orang-orang kafir berkata, “Apa maksud Allah dengan perumpamaan ini?” Dengan (perumpamaan) itu banyak orang yang disesatkan-Nya. Dengan itu pula banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Namun, tidak ada yang Dia sesatkan dengan (perumpamaan) itu, selain orang-orang fasik,
Allażīna yanquḍūna ‘ahdallāhi mim ba‘di mīṡāqih(ī), wa yaqṭa‘ūna mā amarallāhu bihī ay yūṣala wa yufsidūna fil-arḍ(i), ulā'ika humul-khāsirūn(a).
27. (yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah setelah (perjanjian) itu diteguhkan, memutuskan apa yang diperintahkan Allah untuk disambungkan (silaturahmi), dan berbuat kerusakan di bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi.
Kaifa takfurūna billāhi wa kuntum amwātan fa'aḥyākum, ṡumma yumītukum ṡumma yuḥyīkum ṡumma ilaihi turja‘ūn(a).
28. Bagaimana kamu ingkar kepada Allah, padahal kamu (tadinya) mati, lalu Dia menghidupkan kamu, kemudian Dia akan mematikan kamu, Dia akan menghidupkan kamu kembali, dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan?
Huwal-lażī khalaqa lakum mā fil-arḍi jamī‘ā(n), ṡummastawā ilas-samā'i fasawwāhunna sab‘a samāwāt(in), wa huwa bikulli syai'in ‘alīm(un).
29. Dialah (Allah) yang menciptakan segala yang ada di bumi untukmu, kemudian Dia menuju ke langit, lalu Dia menyempurnakannya menjadi tujuh langit. Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.
Wa iż qāla rabbuka lil-malā'ikati innī jā‘ilun fil-arḍi khalīfah(tan), qālū ataj‘alu fīhā may yufsidu fīhā wa yasfikud-dimā'(a), wa naḥnu nusabbiḥu biḥamdika wa nuqaddisu lak(a), qāla innī a‘lamu mā lā ta‘lamūn(a).
30. (Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Wa ‘allama ādamal-asmā'a kullahā ṡumma ‘araḍahum ‘alal-malā'ikati faqāla ambi'ūnī bi'asmā'i hā'ulā'i in kuntum ṣādiqīn(a).
31. Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda) seluruhnya, kemudian Dia memperlihatkannya kepada para malaikat, seraya berfirman, “Sebutkan kepada-Ku nama-nama (benda) ini jika kamu benar!”
Qālū subḥānaka lā ‘ilma lanā illā mā ‘allamtanā, innaka antal-‘alīmul-ḥakīm(u).
32. Mereka menjawab, “Maha Suci Engkau. Tidak ada pengetahuan bagi kami, selain yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
Qāla yā ādamu ambi'hum bi'asmā'ihim, falammā amba'ahum bi'asmā'ihim, qāla alam aqul lakum innī a‘lamu gaibas-samāwāti wal-arḍ(i), wa a‘lamu mā tubdūna wa mā kuntum taktumūn(a).
33. Dia (Allah) berfirman, “Wahai Adam, beri tahukanlah kepada mereka nama-nama benda itu!” Setelah dia (Adam) menyebutkan nama-nama itu, Dia berfirman, “Bukankah telah Kukatakan kepadamu bahwa Aku mengetahui rahasia langit dan bumi, dan Aku mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang selalu kamu sembunyikan?”
Wa iż qulnā lil-malā'ikatisjudū li ādama fasajadū illā iblīs(a), abā wastakbara wa kāna minal-kāfirīn(a).
34. (Ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam!” Maka, mereka pun sujud, kecuali Iblis. Ia menolaknya dan menyombongkan diri, dan ia termasuk golongan kafir.
Wa qulnā yā ādamuskun anta wa zaujukal-jannata wa kulā minhā ragadan ḥaiṡu syi'tumā, wa lā taqrabā hāżihisy-syajarata fa takūnā minaẓ-ẓālimīn(a).
35. Kami berfirman, “Wahai Adam, tinggallah engkau dan istrimu di dalam surga, makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada di sana sesukamu, dan janganlah kamu dekati pohon ini, sehingga kamu termasuk orang-orang zalim!”
Fa'azallahumasy-syaiṭānu ‘anhā fa akhrajahumā mimmā kānā fīh(i), wa qulnahbiṭū ba‘ḍukum liba‘ḍin ‘aduww(un), wa lakum fil-arḍi mustaqarruw wa matā‘un ilā ḥīn(in).
36. Lalu, setan menggelincirkan keduanya darinya sehingga keduanya dikeluarkan dari segala kenikmatan ketika keduanya ada di sana (surga). Kami berfirman, “Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain serta bagi kamu ada tempat tinggal dan kesenangan di bumi sampai waktu yang ditentukan.”
Fatalaqqā ādamu mir rabbihī kalimātin fatāba ‘alaih(i), innahū huwat-tawwābur- raḥīm(u).
37. Kemudian, Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, lalu Dia pun menerima tobatnya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.
Qulnahbiṭū minhā jamī‘ā(n), fa'immā ya'tiyannakum minnī hudan faman tabi‘a hudāya falā khaufun ‘alaihim wa lā hum yaḥzanūn(a).
38. Kami berfirman, “Turunlah kamu semua dari surga! Lalu, jika benar-benar datang petunjuk-Ku kepadamu, siapa saja yang mengikuti petunjuk-Ku tidak ada rasa takut yang menimpa mereka dan mereka pun tidak bersedih hati.”
Wal-lażīna kafarū wa każżabū bi'āyātinā ulā'ika aṣḥābun-nār(i), hum fīhā khālidūn(a).
39. (Sementara itu,) orang-orang yang mengingkari dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itulah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya.
Yā banī isrā'īlażkurū ni‘matiyal-latī an‘amtu ‘alaikum wa aufū bi‘ahdī ūfi bi‘ahdikum, wa iyyāya farhabūn(i).
40. Wahai Bani Israil, ingatlah nikmat-Ku yang telah Aku berikan kepadamu dan penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu. Hanya kepada-Ku hendaknya kamu takut.
Wa āminū bimā anzaltu muṣaddiqal limā ma‘akum wa lā takūnū awwala kāfirim bih(ī), wa lā tasytarū bi'āyātī ṡamanan qalīlā(n), wa iyyāya fattaqūn(i).
41. Berimanlah kamu kepada apa (Al-Qur’an) yang telah Aku turunkan sebagai pembenar bagi apa yang ada pada kamu (Taurat) dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepadanya. Janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan harga murah dan bertakwalah hanya kepada-Ku.
Wa lā talbisul-ḥaqqa bil-bāṭili wa taktumul-ḥaqqa wa antum ta‘lamūn(a).
42. Janganlah kamu campuradukkan kebenaran dengan kebatilan dan (jangan pula) kamu sembunyikan kebenaran, sedangkan kamu mengetahui(-nya).
Wa aqīmuṣ-ṣalāta wa ātuz-zakāta warka‘ū ma‘ar-rāki‘īn(a).
43. Tegakkanlah salat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.
Ata'murūnan-nāsa bil-birri wa tansauna anfusakum wa antum tatlūnal-kitāb(a), afalā ta‘qilūn(a).
44. Mengapa kamu menyuruh orang lain untuk (mengerjakan) kebajikan, sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca kitab suci (Taurat)? Tidakkah kamu mengerti?
Wasta‘īnū biṣ-ṣabri waṣ-ṣalāh(ti), wa innahā lakabīratun illā ‘alal-khāsyi‘īn(a).
45. Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sesungguhnya (salat) itu benar-benar berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk,
Allażīna yaẓunnūna annahum mulāqū rabbihim wa annahum ilaihi rāji‘ūn(a).
46. (yaitu) orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan hanya kepada-Nya mereka kembali.
Yā banī isrā'īlażkurū ni‘matiyal-latī an‘amtu ‘alaikum wa annī faḍḍaltukum ‘alal- ‘ālamīn(a).
47. Wahai Bani Israil, ingatlah nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu dan sesungguhnya Aku telah melebihkan kamu daripada semua umat di alam ini (pada masa itu).
Wattaqū yaumal lā tajzī nafsun ‘an nafsin syai'aw wa lā yuqbalu minhā syafā‘atuw wa lā yu'khażu minhā ‘adluw wa lā hum yunṣarūn(a).
48. Takutlah kamu pada suatu hari (kiamat) yang seseorang tidak dapat membela orang lain sedikit pun, syafaat22) dan tebusan apa pun darinya tidak diterima, dan mereka tidak akan ditolong.
Wa iż najjainākum min āli fir‘auna yasūmūnakum sū'al-‘ażābi yużabbiḥūna abnā'akum wa yastaḥyūna nisā'akum, wa fī żālikum balā'um mir rabbikum ‘aẓīm(un).
49. (Ingatlah) ketika Kami menyelamatkan kamu dari (Fir‘aun dan) pengikut-pengikut Fir‘aun. Mereka menimpakan siksaan yang sangat berat kepadamu. Mereka menyembelih anak-anak laki-lakimu dan membiarkan hidup anak-anak perempuanmu. Pada yang demikian terdapat cobaan yang sangat besar dari Tuhanmu.
Wa iż faraqnā bikumul-baḥra fa'anjainākum wa agraqnā āla fir‘auna wa antum tanẓurūn(a).
50. (Ingatlah) ketika Kami membelah laut untukmu, lalu Kami menyelamatkanmu dan menenggelamkan (Fir‘aun dan) pengikut-pengikut Fir‘aun, sedangkan kamu menyaksikan(-nya).
Wa iż wā‘adnā mūsā arba‘īna lailatan ṡummattakhażtumul-‘ijla mim ba‘dihī wa antum ẓālimūn(a).
51. (Ingatlah) ketika Kami menjanjikan (petunjuk Taurat) kepada Musa (melalui munajat selama) empat puluh malam. Kemudian, kamu (Bani Israil) menjadikan (patung) anak sapi (sebagai sembahan) setelah (kepergian)-nya, dan kamu (menjadi) orang-orang zalim.
Ṡumma ‘afaunā ‘ankum mim ba‘di żālika la‘allakum tasykurūn(a).
52. Setelah itu, Kami memaafkan kamu agar kamu bersyukur.
Wa iż ātainā mūsal-kitāba wal-furqāna la‘allakum tahtadūn(a).
53. (Ingatlah) ketika Kami memberikan kitab (Taurat) dan furqān kepada Musa agar kamu memperoleh petunjuk.
Wa iż qāla mūsā liqaumihī yā qaumi innakum ẓalamtum anfusakum bittikhāżikumul- ‘ijla fatūbū ilā bāri'ikum faqtulū anfusakum, żālikum khairul lakum ‘inda bāri'ikum, fatāba ‘alaikum, innahū huwat-tawwābur-raḥīm(u).
54. (Ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya, “Wahai kaumku, sesungguhnya kamu telah menzalimi dirimu sendiri dengan menjadikan (patung) anak sapi (sebagai sembahan). Oleh karena itu, bertobatlah kepada Penciptamu dan bunuhlah dirimu. Itu lebih baik bagimu dalam pandangan Penciptamu. Dia akan menerima tobatmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.
Wa iż qultum yā mūsā lan nu'mina laka ḥattā narallāha jahratan fa'akhażatkumuṣ-ṣā‘iqatu wa antum tanẓurūn(a).
55. (Ingatlah) ketika kamu berkata, “Wahai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum melihat Allah dengan jelas.” Maka, halilintar menyambarmu dan kamu menyaksikan(-nya).
Ṡumma ba‘aṡnākum mim ba‘di mautikum la‘allakum tasykurūn(a).
56. Kemudian, Kami membangkitkan kamu setelah kematianmu agar kamu bersyukur.
Wa ẓallalnā ‘alaikumul-gamāma wa anzalnā ‘alaikumul-manna was-salwā, kulū min ṭayyibāti mā razaqnākum, wa mā ẓalamūnā wa lākin kānū anfusahum yaẓlimūn(a).
57. Kami menaungi kamu dengan awan dan Kami menurunkan kepadamu manna dan salwa. Makanlah (makanan) yang baik-baik dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu. Mereka tidak menzalimi Kami, tetapi justru merekalah yang menzalimi diri sendiri.
Wa iż qulnadkhulū hāżihil-qaryata fakulū minhā ḥaiṡu syi'tum ragadaw wadkhulul- bāba sujjadaw wa qūlū ḥiṭṭatun nagfir lakum khaṭāyākum, wa sanazīdul-muḥsinīn(a).
58. (Ingatlah) ketika Kami berfirman, “Masuklah ke negeri ini (Baitulmaqdis). Lalu, makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada di sana sesukamu. Masukilah pintu gerbangnya sambil membungkuk dan katakanlah, ‘Bebaskanlah kami (dari dosa-dosa kami),’ niscaya Kami mengampuni kesalahan-kesalahanmu. Kami akan menambah (karunia) kepada orang-orang yang berbuat kebaikan.”
Fabaddalal-lażīna ẓalamū qaulan gairal-lażī qīla lahum fa anzalnā ‘alal-lażīna ẓalamū rijzam minas-samā'i bimā kānū yafsuqūn(a).
59. Lalu, orang-orang yang zalim mengganti perintah dengan (perintah lain) yang tidak diperintahkan kepada mereka. Maka, Kami menurunkan malapetaka dari langit kepada orang-orang yang zalim itu karena mereka selalu berbuat fasik.
Wa iżistasqā mūsā liqaumihī faqulnaḍrib bi‘aṣākal-ḥajar(a), fanfajarat minhuṡnatā ‘asyrata ‘ainā(n), qad ‘alima kullu unāsim masyrabahum, kulū wasyrabū mir rizqillāhi wa lā ta‘ṡau fil-arḍi mufsidīn(a).
60. (Ingatlah) ketika Musa memohon (curahan) air untuk kaumnya. Lalu, Kami berfirman, “Pukullah batu itu dengan tongkatmu!” Maka, memancarlah darinya (batu itu) dua belas mata air. Setiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing). Makan dan minumlah rezeki (yang diberikan) Allah dan janganlah melakukan kejahatan di bumi dengan berbuat kerusakan.
Wa iż qultum yā mūsā lan naṣbira ‘alā ṭa‘āmiw wāḥidin fad‘u lanā rabbaka yukhrij lanā mimmā tumbitul-arḍu mim baqlihā wa qiṡṡā'ihā wa fūmihā wa ‘adasihā wa baṣalihā, qāla atastabdilūnal-lażī huwa adnā bil-lażī huwa khair(un), ihbiṭū miṣran fa inna lakum mā sa'altum, wa ḍuribat ‘alaihimuż-żillatu wal-maskanatu wa bā'ū bigaḍabim minallāh(i), żālika bi'annahum kānū yakfurūna bi'āyātillāhi wa yaqtulūnan- nabiyyīna bi gairil-ḥaqq(i), żālika bimā ‘aṣaw wa kānū ya‘tadūn(a).
61. (Ingatlah) ketika kamu berkata, “Wahai Musa, kami tidak tahan hanya (makan) dengan satu macam makanan. Maka, mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia memberi kami apa yang ditumbuhkan bumi, seperti sayur-mayur, mentimun, bawang putih, kacang adas, dan bawang merah.” Dia (Musa) menjawab, “Apakah kamu meminta sesuatu yang buruk sebagai ganti dari sesuatu yang baik? Pergilah ke suatu kota. Pasti kamu akan memperoleh apa yang kamu minta.” Kemudian, mereka ditimpa kenistaan dan kemiskinan, dan mereka (kembali) mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena sesungguhnya mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa hak (alasan yang benar). Yang demikian itu ditimpakan karena mereka durhaka dan selalu melampaui batas.
Innal-lażīna āmanū wal-lażīna hādū wan-naṣārā waṣ-ṣābi'īna man āmana billāhi wal- yaumil-ākhiri wa ‘amila ṣāliḥan fa lahum ajruhum ‘inda rabbihim, wa lā khaufun ‘alaihim wa lā hum yaḥzanūn(a).
62. Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani, dan orang-orang Sabiin, siapa saja (di antara mereka) yang beriman kepada Allah dan hari Akhir serta melakukan kebajikan (pasti) mendapat pahala dari Tuhannya, tidak ada rasa takut yang menimpa mereka dan mereka pun tidak bersedih hati.
Wa iż akhażnā mīṡāqakum wa rafa‘nā fauqakumuṭ-ṭūr(a), khużū mā ātainākum biquwwatiw ważkurū mā fīhi la‘allakum tattaqūn(a).
63. (Ingatlah) ketika Kami mengambil janjimu dan Kami angkat gunung (Sinai) di atasmu (seraya berfirman), “Pegang teguhlah apa yang telah Kami berikan kepadamu dan ingatlah apa yang ada di dalamnya agar kamu bertakwa.”
Ṡumma tawallaitum mim ba‘di żālika falau lā faḍlullāhi ‘alaikum wa raḥmatuhū lakuntum minal-khāsirīn(a).
64. Setelah itu, kamu berpaling. Maka, seandainya bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, pasti kamu termasuk orang yang rugi.
Wa laqad ‘alimtumul-lażīna‘tadau minkum fis-sabti faqulnā lahum kūnū qiradatan khāsi'īn(a).
65. Sungguh, kamu benar-benar telah mengetahui orang-orang yang melakukan pelanggaran di antara kamu pada hari Sabat, lalu Kami katakan kepada mereka, “Jadilah kamu kera yang hina!”
Faja‘alnāhā nakālal limā baina yadaihā wa mā khalfahā wa mau‘iẓatal lil-muttaqīn(a).
66. Maka, Kami jadikan (yang demikian) itu sebagai peringatan bagi orang-orang pada masa itu dan bagi mereka yang datang kemudian, serta menjadi pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.
Wa iż qāla mūsā liqaumihī innallāha ya'murukum an tażbaḥū baqarah(tan), qālū atattakhiżunā huzuwā(n), qāla a‘ūżu billāhi an akūna minal-jāhilīn(a).
67. (Ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya, “Allah memerintahkan kamu agar menyembelih seekor sapi.” Mereka bertanya, “Apakah engkau akan menjadikan kami sebagai ejekan?” Dia menjawab, “Aku berlindung kepada Allah agar tidak termasuk orang-orang yang jahil.”
Qālud‘u lanā rabbaka yubayyil lanā mā hiy(a), qāla innahū yaqūlu innahā baqaratul lā fāriḍuw wa lā bikr(un), ‘awānum baina żālik(a), faf‘alū mā tu'marūn(a).
68. Mereka berkata, “Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menjelaskan kepada kami tentang (sapi) itu.” Dia (Musa) menjawab, “Dia (Allah) berfirman bahwa sapi itu tidak tua dan tidak muda, (tetapi) pertengahan antara itu. Maka, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu.”
Qālud‘u lanā rabbaka yubayyil lanā mā launuhā, qāla innahū yaqūlu innahā baqaratun ṣafrā'u fāqi‘ul launuhā tasurrun-nāẓirīn(a).
69. Mereka berkata, “Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menjelaskan kepada kami apa warnanya.” Dia (Musa) menjawab, “Dia (Allah) berfirman bahwa (sapi) itu adalah sapi yang warnanya kuning tua, yang menyenangkan orang-orang yang memandang(-nya).”
Copyright © 2024 BAA Media