Bismillahirrohmannirrohim

  1. Tujuan Utama Ilmu Tazkiyatun Nafs
    Ilmu ini memiliki dua fokus utama:
    • Mencegah penyakit hati masuk ke dalam qalbu (hati) melalui pengendalian organ tubuh seperti mata, telinga, mulut, dan lainnya.
    • Membersihkan penyakit hati yang telah masuk, sehingga sifat baik (takwa) dapat mendominasi.

  1. Dua Pendekatan Utama dalam Tazkiyatun Nafs
    • Pendekatan Preventif (Pencegahan):
      • Fokus pada mencegah masuknya penyakit seperti iri, dengki, dan amarah ke dalam hati.
      • Dilakukan dengan menjaga pandangan (ghadul bashar), menjaga pendengaran dari hal yang buruk, dan menghindari ucapan kotor.
      • Ayat pendukung: قُل لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ
        “Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya.” (QS. An-Nur: 30)
        Langkah ini mencegah masuknya sifat buruk ke dalam qolbu, sehingga tidak perlu membersihkan apa yang tidak pernah ada.
    • Pendekatan Kuratif (Pembersihan):
      • Fokus pada menghilangkan penyakit hati yang sudah ada, seperti iri hati, dengki, dan nafsu amarah.
      • Proses ini memerlukan usaha sungguh-sungguh untuk menyucikan hati (zakkaha), sebagaimana dijelaskan dalam QS. Asy-Syams: 9. قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا
        “Sungguh beruntung orang yang menyucikan jiwa itu.”

  1. Alur Kerja Tazkiyatun Nafs
    • Nafs: Jiwa manusia yang menjadi medan konflik antara takwa dan fujur.
      • Fujur: Sifat buruk yang perlu ditekan.
      • Takwa: Sifat baik yang perlu dikembangkan.
    • Qalbu: Tempat bergolaknya nafs, dipengaruhi oleh masukan dari organ tubuh (mata, telinga, mulut, dan lainnya).
    • Akal: Penyaring informasi dan pengendali yang menyalurkan keputusan qalbu menjadi tindakan fisik.

  1. Prinsip Penting dalam Tazkiyatun Nafs
    • Pencegahan lebih baik daripada pengobatan.
      Sebelum penyakit hati masuk, lebih baik mencegahnya dengan menjaga anggota tubuh dari hal-hal buruk.
    • Jika penyakit hati sudah masuk, harus segera dibersihkan.
      Penyucian membutuhkan usaha serius dan konsisten.

  1. Output dari Tazkiyatun Nafs
    Jika proses ini berhasil dilakukan, hasilnya adalah:
    • Jiwa yang tenang (nafsul mutmainnah): Jiwa yang dipenuhi dengan takwa dan ketenangan, sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Fajr: 27-28: يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ. ارْجِعِي إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً
      “Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhai.”
    • Hidup yang penuh kebahagiaan dan keberkahan: Sifat baik menjadi dominan dalam perilaku sehari-hari, menciptakan kedamaian dalam hidup.

*Artikel ini diringkas dari tausiah Ustadz Adi Hidayat dari video berikut:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *