Bismillahirrohmannirrohim
- Tujuan Utama Ilmu Tazkiyatun Nafs
Ilmu ini memiliki dua fokus utama:- Mencegah penyakit hati masuk ke dalam qalbu (hati) melalui pengendalian organ tubuh seperti mata, telinga, mulut, dan lainnya.
- Membersihkan penyakit hati yang telah masuk, sehingga sifat baik (takwa) dapat mendominasi.
- Dua Pendekatan Utama dalam Tazkiyatun Nafs
- Pendekatan Preventif (Pencegahan):
- Fokus pada mencegah masuknya penyakit seperti iri, dengki, dan amarah ke dalam hati.
- Dilakukan dengan menjaga pandangan (ghadul bashar), menjaga pendengaran dari hal yang buruk, dan menghindari ucapan kotor.
- Ayat pendukung: قُل لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ
“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya.” (QS. An-Nur: 30)
Langkah ini mencegah masuknya sifat buruk ke dalam qolbu, sehingga tidak perlu membersihkan apa yang tidak pernah ada.
- Pendekatan Kuratif (Pembersihan):
- Fokus pada menghilangkan penyakit hati yang sudah ada, seperti iri hati, dengki, dan nafsu amarah.
- Proses ini memerlukan usaha sungguh-sungguh untuk menyucikan hati (zakkaha), sebagaimana dijelaskan dalam QS. Asy-Syams: 9. قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا
“Sungguh beruntung orang yang menyucikan jiwa itu.”
- Pendekatan Preventif (Pencegahan):
- Alur Kerja Tazkiyatun Nafs
- Nafs: Jiwa manusia yang menjadi medan konflik antara takwa dan fujur.
- Fujur: Sifat buruk yang perlu ditekan.
- Takwa: Sifat baik yang perlu dikembangkan.
- Qalbu: Tempat bergolaknya nafs, dipengaruhi oleh masukan dari organ tubuh (mata, telinga, mulut, dan lainnya).
- Akal: Penyaring informasi dan pengendali yang menyalurkan keputusan qalbu menjadi tindakan fisik.
- Nafs: Jiwa manusia yang menjadi medan konflik antara takwa dan fujur.
- Prinsip Penting dalam Tazkiyatun Nafs
- Pencegahan lebih baik daripada pengobatan.
Sebelum penyakit hati masuk, lebih baik mencegahnya dengan menjaga anggota tubuh dari hal-hal buruk. - Jika penyakit hati sudah masuk, harus segera dibersihkan.
Penyucian membutuhkan usaha serius dan konsisten.
- Pencegahan lebih baik daripada pengobatan.
- Output dari Tazkiyatun Nafs
Jika proses ini berhasil dilakukan, hasilnya adalah:- Jiwa yang tenang (nafsul mutmainnah): Jiwa yang dipenuhi dengan takwa dan ketenangan, sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Fajr: 27-28: يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ. ارْجِعِي إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً
“Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhai.” - Hidup yang penuh kebahagiaan dan keberkahan: Sifat baik menjadi dominan dalam perilaku sehari-hari, menciptakan kedamaian dalam hidup.
- Jiwa yang tenang (nafsul mutmainnah): Jiwa yang dipenuhi dengan takwa dan ketenangan, sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Fajr: 27-28: يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ. ارْجِعِي إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً
*Artikel ini diringkas dari tausiah Ustadz Adi Hidayat dari video berikut: