Bismillahirrahmanirrahim. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang telah memberikan kita petunjuk dan kekuatan dalam menjalani kehidupan. Rohani kita, sebagaimana jasmani, memerlukan nutrisi agar dapat berkembang dan bertahan hidup. Nutrisi rohani ini datang dari agama yang mengandung tuntunan langsung dari Sang Pencipta, yaitu Allah Subhanahu wa Ta’ala, untuk memenuhi kebutuhan spiritual kita. Sama seperti akal memerlukan pengetahuan dan jasad memerlukan makanan, roh kita pun membutuhkan agama sebagai makanan dan minumannya. Semua tuntunan tersebut terbingkai dalam Din, yang dalam Islam disebut sebagai jalan hidup yang sempurna.

Islam, sebagai agama yang benar, ditetapkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Al-Qur’an Surat Ali Imran ayat 19: “Sesungguhnya agama yang diridhai di sisi Allah adalah Islam.” Bagaimana kita mengetahui bahwa Islam adalah agama yang benar? Salah satu caranya adalah dengan mengujinya melalui tiga aspek penting, yaitu teologi (kepercayaan), ibadah (tindakan pengabdian), dan muamalah (interaksi sosial). Ketiga aspek ini, ketika didukung oleh pengetahuan yang benar, akan menguatkan iman dan keislaman kita, sehingga kita tidak mudah tergoda oleh tawaran duniawi yang bisa melemahkan keyakinan kita.

Iman adalah fondasi utama dalam Islam. Keyakinan yang kokoh terhadap keesaan Allah menjadi dasar dari segala amal yang kita lakukan. Tanpa iman, amal yang dilakukan tidak memiliki nilai di sisi Allah. Allah memerintahkan kita untuk mengenal-Nya melalui ilmu pengetahuan. Ini ditegaskan dalam Al-Qur’an Surat Muhammad ayat 19, yang artinya: “Maka ketahuilah, bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah.” Pengetahuan inilah yang menguatkan iman dan menghindarkan kita dari keraguan. Iman yang kokoh disebut dengan aqidah, dan ikatan kuat antara hati dan keyakinan kepada Allah adalah yang membentuk aqidah tersebut.

Tauhid, atau keyakinan akan keesaan Allah, adalah inti dari iman. Allah tidak memiliki sekutu, tidak beranak, dan tidak diperanakkan. Keyakinan ini mendorong setiap tindakan kita diarahkan kepada Allah. Segala sesuatu yang kita lakukan, baik ibadah maupun aktivitas sehari-hari, harus dilandasi dengan tauhid yang benar.

Amal adalah bukti nyata dari keimanan. Islam tidak hanya menuntut keyakinan dalam hati, tetapi juga amal perbuatan yang sesuai dengan syariat-Nya. Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-An’am ayat 160: “Barangsiapa yang berbuat kebaikan, maka baginya sepuluh kali lipat dari kebaikan itu.” Setiap perbuatan baik yang dilakukan dengan niat ikhlas untuk Allah akan dihitung sebagai hasanah atau poin kebaikan, yang akan menjadi bekal kita di akhirat.

Dalam Islam, amal perbuatan yang baik dikenal dengan istilah amal saleh. Amal saleh ini adalah tindakan yang dilakukan sesuai dengan petunjuk agama dan dipandang baik oleh Allah. Nilai dari amal saleh disebut hasanah, dan hasanah inilah yang akan menjadi bekal kita dalam menghadap Allah di akhirat kelak.

Syariat adalah petunjuk dari Allah yang mengatur bagaimana seorang Muslim harus hidup, beribadah, dan berinteraksi dengan sesamanya. Syariat bukan hanya sekadar aturan, tetapi jalan yang luas terbentang yang menunjukkan kita bagaimana cara beribadah dan membuktikan iman kita kepada Allah. Tanpa syariat, amal perbuatan tidak akan bernilai di sisi Allah.

Setiap perbuatan, mulai dari makan, bekerja, hingga beribadah, jika dilakukan sesuai dengan tuntunan syariat, akan dinilai sebagai amal saleh. Syariat mencakup segala hal, mulai dari urusan kecil seperti adab makan, hingga hal-hal besar seperti zakat dan haji.

Ringkasan Artikel

Pondasi iman adalah dasar yang menggerakkan seluruh amal saleh seorang Muslim. Tanpa keimanan yang kuat, amal tidak akan bernilai di sisi Allah.

Dalam Islam, ada dua pokok penting yang harus dipadukan:

  • Iman sebagai penggerak utama.
  • Amal sebagai buah dari iman yang murni.

Keduanya harus selalu bersinergi, seperti dua sayap burung yang stabil. Jika salah satu dari keduanya lemah, maka perjalanan menuju akhirat akan menjadi sulit.

Agar amal saleh dapat terwujud dengan baik, iman harus memiliki akar yang kokoh. Iman yang kuat akan menghasilkan amal yang berkualitas. Sebagaimana pohon yang kokoh diakarkan, iman yang kuat juga memerlukan:

  • Penguatan di berbagai aspek: akar, batang, dan ranting.
  • Buah yang baik: amal saleh yang bermanfaat di dunia dan akhirat.

Dalam kehidupan Islam, perpaduan antara iman dan amal adalah hal yang sangat penting. Amal tanpa iman tidak bernilai, begitu pula iman tanpa amal. Oleh karena itu, untuk menjadi Muslim sejati, seseorang harus:

  1. Memiliki Iman: Keyakinan yang kuat pada Allah dan Rasul-Nya.
  2. Melakukan Amal Saleh: Perbuatan baik yang didasarkan pada iman.

Iman harus selalu dipupuk dan diperkuat agar tidak mudah goyah. Berikut beberapa cara memperkuat iman:

  • Memahami pokok-pokok iman: Menguasai dasar-dasar ajaran Islam yang terkandung dalam Al-Quran dan Sunnah.
  • Melakukan amal saleh secara konsisten: Seperti shalat, zakat, puasa, dan haji.
  • Meningkatkan kualitas ibadah: Dengan penuh keikhlasan dan ketulusan.

Iman adalah pondasi utama dalam Islam yang harus dipelihara agar menghasilkan amal saleh yang berkualitas. Dengan iman yang kuat, amal kita akan dinilai tinggi di sisi Allah. Semua perbuatan baik, jika didasarkan pada iman yang kokoh, akan membawa kebaikan di dunia dan akhirat.

Islam adalah agama yang memadukan iman dan amal. Iman tanpa amal adalah kosong, dan amal tanpa iman tidak memiliki nilai di sisi Allah. Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk menguatkan iman mereka dan menjalankan amal perbuatan sesuai dengan syariat Allah. Hanya dengan cara ini, kita dapat meraih ridha Allah dan membawa bekal yang cukup untuk menghadap-Nya di akhirat nanti.

Semoga kita semua senantiasa diberikan kekuatan untuk menunaikan iman dan amal dengan sebaik-baiknya.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

*Artikel ini disusun berdasarkan tausiah Ustadz Adi Hidayat di link berikut: https://youtu.be/VYD_2fsylcM?si=1l_T9ZNi_ic53vjx

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *